Candi-candi Bagan, Myanmar: Warisan Spiritual yang Megah

Candi-candi Bagan
Sumber :
  • Istimewa

Terhampar di dataran luas Bagan di wilayah Mandalay, Myanmar, berdiri ribuan candi dan pagoda, sisa-sisa dari kekaisaran Pagan yang pernah berjaya antara abad ke-9 hingga ke-13. Pada puncaknya, terdapat sekitar 13 000 bangunan keagamaan; namun kini hanya sekitar 2 300 candi dan pagoda yang masih tersisa dalam zona arkeologi seluas 104 km².

Sejarah Singkat

Bagan mulai berkembang sejak abad ke-9, dan menjadi pusat politik dan budaya di bawah kerajaan Pagan, kerajaan pertama yang menyatukan wilayah yang sekarang dikenal sebagai Myanmar. 

Lebih dari 250 tahun, raja dan masyarakat mendirikan ribuan candi, pagoda, dan biara, menjadikannya pusat studi agama, bahasa, astronomi, dan hukum .

Kehancuran & Upaya Restorasi

Terletak di zona gempa, Bagan telah dilanda lebih dari 400 gempa pada abad ke-20. Gempa besar tahun 1975 dan 2016 menghancurkan banyak bangunan bersejarah.

Pada 1990-an, dilakukan restorasi besar-besaran, namun mendapat kritik karena seringkali tidak akurat secara arsitektur asli. UNESCO akhirnya menetapkan Bagan sebagai Situs Warisan Dunia pada 2019.

Mengapa Bagan Istimewa?

Representasi terbesar dari peradaban Buddha Theravada; pusat studi spiritual dan akademik kuno.

Inovasi arsitektur seperti batu bata interlocking dan penggunaan stucco membuatnya tahan gempa, meski masih rentan.

Suasana spiritualnya kuat, ramai juga sakral, dengan ribuan arca, mural, dan cerita Jataka yang terukir.

Setelah ribuan tahun, Bagan kini menjadi ikon global setara Angkor Wat, menyuguhkan lanskap religius dan budaya yang memukau. Namun tantangan seperti gempa, restorasi yang tak akurat, dan perubahan iklim tetap membayanginya.