Martabak HAR: Martabak Telur Berkuah Kari Khas Palembang yang Melegenda Sejak 1947

- Jimmy
Bagi warga Palembang, nama Martabak HAR bukan sekadar tempat makan, ini adalah ikon rasa yang melekat dalam ingatan sejak puluhan tahun silam. Didirikan pada 1947 oleh Haji Abdul Rozak, seorang perantau asal India, kuliner ini menghadirkan sesuatu yang berbeda dari martabak pada umumnya: martabak telur berkuah kari kentang.
Berbeda dari Martabak Biasa
Tidak seperti martabak telur pada umumnya yang diisi campuran telur, daging cincang, dan daun bawang, Martabak HAR justru tampil sederhana. Isinya hanya dua butir telur ayam atau bebek yang dimasukkan ke dalam kulit lumpia tipis, lalu digoreng di atas wajan datar hingga matang. Tapi justru dari kesederhanaan inilah lahir cita rasa khas yang tak terlupakan.
Martabak disajikan bersama siraman kuah kari kental berwarna kuning kecoklatan. Kuah ini dibuat dari rebusan rempah-rempah India dan kentang, menciptakan rasa gurih, hangat, dan sedikit pedas. Uniknya, Martabak HAR mengklaim bahwa mereka tidak menggunakan penyedap rasa buatan dalam kuahnya.
Sebagai pelengkap, tersedia campuran cuka, irisan cabai rawit hijau, dan kecap asin. Kombinasi ini memberikan rasa asam, pedas, dan gurih yang membangkitkan selera. Setiap suapan memberikan pengalaman rasa yang kaya dan berlapis.
Porsinya Mengenyangkan, Rasanya Menggoda
Satu porsi martabak HAR cukup besar untuk mengisi perut keroncongan. Telur yang digoreng garing di luar dan lembut di dalam berpadu sempurna dengan kuah kari yang meresap hingga ke dalam. Potongan daging (biasanya daging sapi atau kambing) dalam kuah kari juga turut menambah kenikmatan.
Bagi penikmat pedas, irisan cabai yang direndam dalam cuka jadi kunci kenikmatan tersendiri. Kuah kari yang hangat dan aromatik berpadu dengan segarnya cuka pedas menciptakan sensasi rasa yang menggugah selera.
Dari Warung ke Legenda
Lokasi utama Martabak HAR terletak di Jalan Jendral Sudirman, tepat di seberang Masjid Agung Palembang. Meski pendirinya, Haji Abdul Rozak, telah wafat pada 2001, warisan kuliner ini tetap bertahan dan kini memiliki beberapa cabang di Palembang.
Warung ini buka setiap hari mulai pukul 06.00 hingga 01.00 dini hari. Selama bulan Ramadan, jam operasional dimulai dari pukul 13.00. Tak heran jika Martabak HAR selalu ramai, baik oleh warga lokal maupun wisatawan yang ingin mencicipi kuliner ikonik Palembang.
Martabak HAR bukan sekadar makanan, ia adalah sejarah, cita rasa, dan identitas kota. Pernah coba? Sekali santap, dijamin susah lupa.