Festival Pacu Jalur 2025 Heboh, Aisar Khaled Jadi Magnet Wisata

- mediacenter.riau.go.id
Teluk Kuantan, Riau – Festival Pacu Jalur 2025 di Tepian Narosa, Kuantan Singingi berlangsung meriah. Tahun ini, perhatian publik tersedot oleh kehadiran Aisar Khaled, aktor muda sekaligus influencer asal Malaysia yang memiliki jutaan pengikut di media sosial.
Sambutan Meriah di Kota Jalur
Sejak tiba di Teluk Kuantan, Aisar langsung jadi pusat perhatian. Mengenakan tanjak hitam dipadukan dengan pita khas Kuansing berwarna merah, kuning, dan putih, ia disambut riuh oleh ratusan penggemar. Suasana kian semarak ketika ia turun langsung menyapa masyarakat yang memenuhi arena festival.
Tak hanya itu, Aisar juga sempat bersalaman dengan Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka yang hadir untuk membuka acara. Momen tersebut sontak menjadi sorotan kamera dan menambah daya tarik festival yang memang setiap tahunnya selalu dinantikan.
Ikut Pawai Budaya dan Naik Jalur Panjang
Bukan hanya hadir sebagai tamu, Aisar turut bergabung dalam pawai budaya bersama masyarakat setempat. Kehadirannya membuat suasana semakin hidup. Bahkan, ia berkesempatan naik ke salah satu jalur panjang, perahu tradisional khas Pacu Jalur, sambil melambaikan tangan dan berpose.
Gestur itu memicu histeria penonton. Ribuan warga yang menonton dari tepian sungai bersorak melihat aksi ramah sang bintang. Dengan penuh semangat, ia menyapa, “Semangat kamu harus juara, salam kayuah-kayuah, all the best!”
Daya Tarik Global untuk Pacu Jalur
Menurut Kepala Dinas Pariwisata Riau, Roni Rakhmat, kehadiran Aisar Khaled bukan sekadar kunjungan biasa. Ia menyebut ini sebagai bukti bahwa Pacu Jalur kini telah jadi magnet wisata global.
“Dengan jutaan pengikut di Instagram dan TikTok, Aisar punya pengaruh besar. Kehadirannya akan membantu memperkenalkan Pacu Jalur ke audiens internasional,” kata Roni.
Sebagai catatan, Aisar memiliki lebih dari 7 juta pengikut di Instagram dan 21 juta di TikTok. Popularitas itu diharapkan menjadi pintu promosi wisata Riau ke mancanegara.
Budaya Riau di Panggung Dunia
Festival Pacu Jalur sendiri adalah tradisi yang sudah ratusan tahun melekat di masyarakat Kuantan Singingi. Perahu panjang berisi puluhan pendayung ini dipacu dengan ritme yang cepat, menciptakan tontonan yang memacu adrenalin sekaligus menghibur.
Tradisi ini bukan hanya lomba, melainkan juga simbol kebersamaan, kerja keras, dan warisan budaya. Tahun demi tahun, festival ini makin dikenal luas. Bahkan, fenomena budaya lokal yang viral di media sosial, seperti “aura farming”, ikut mengangkat nama Riau di mata dunia.
“Dengan adanya promosi dari influencer sekelas Aisar, kami yakin Pacu Jalur akan makin dikenal dan bisa masuk kalender wisata internasional,” tambah Roni.
Empat Hari Bersama Riau
Selama berada di Riau, Aisar dijadwalkan tinggal di Teluk Kuantan selama empat hari. Ia akan mengeksplorasi berbagai destinasi wisata serta kekayaan budaya untuk dijadikan konten media sosialnya.
Bagi Aisar, pengalaman ini bukan hanya perjalanan budaya, tetapi juga bentuk dukungan nyata terhadap promosi pariwisata di kawasan Asia Tenggara. “Saya ingin dunia tahu betapa indahnya tradisi di Riau,” ujarnya singkat.
Sosok Inspiratif dari Negeri Jiran
Aisar Khaled, pria kelahiran 6 Agustus 2000, dikenal sebagai figur inspiratif. Latar belakang keluarganya yang multinasional membentuknya sebagai pribadi yang terbuka dan mudah bergaul.
Di usia yang relatif muda, ia telah menorehkan banyak pencapaian. Selain berkarier di dunia hiburan, ia juga aktif sebagai pengusaha sekaligus konten kreator. Prestasinya membuatnya jadi panutan generasi muda, tidak hanya di Malaysia dan Indonesia, tetapi juga di berbagai belahan dunia.
Pacu Jalur, Ikon Pariwisata Riau
Festival Pacu Jalur kini bukan lagi sekadar tradisi lokal, melainkan ikon pariwisata unggulan Riau. Pemerintah daerah menargetkan festival ini menjadi destinasi budaya bertaraf internasional, sejajar dengan festival tradisional lain di Asia.
Apalagi, kehadiran figur publik seperti Aisar semakin memperkuat citra positif Riau sebagai daerah yang kaya budaya namun tetap relevan dengan tren wisata modern.
“Tujuan kami sederhana, menjadikan Pacu Jalur tidak hanya dikenal sebagai lomba perahu, tetapi sebagai simbol budaya yang mampu menghubungkan masyarakat lokal dengan dunia,” tegas Roni.
Harapan untuk Masa Depan
Dengan makin kuatnya dukungan tokoh publik, pemerintah, hingga komunitas lokal, masa depan Pacu Jalur tampak cerah. Diharapkan, festival ini bukan hanya menarik wisatawan domestik, tetapi juga wisatawan mancanegara yang ingin merasakan langsung atmosfer budaya Melayu di tepian Sungai Kuantan.
Kehadiran Aisar Khaled menjadi momentum penting. Ia bukan sekadar tamu kehormatan, melainkan wajah baru promosi budaya Riau di panggung global.