6 Turis China Ribut di Restoran Bali, Bikin Heboh

- Polsek Denpasar Selatan
Sebuah insiden tak biasa terjadi di salah satu restoran di kawasan Sanur, Bali. Enam turis asal China terlibat perkelahian yang membuat suasana malam itu berubah kacau. Tanpa alasan jelas, mereka saling adu mulut hingga berujung adu fisik.
Keributan yang Mengejutkan Pengunjung
Kejadian itu berlangsung pada Senin (4/8) malam, tepatnya di sebuah restoran di Jalan Hangtuah, Sanur, Denpasar. Empat turis China berinisial ZQ (28), NY (28), MY (30), dan DY (33) baru saja tiba dari Nusa Penida. Usai mendarat di Pelabuhan Sanur, mereka memutuskan untuk makan malam di restoran tersebut sekitar pukul 20.00 Wita.
Awalnya suasana berjalan normal. Namun, begitu mereka duduk di meja nomor 1, di dekatnya ada dua turis China lain yang tak disebutkan namanya duduk di meja nomor 2. Entah apa yang memicu, obrolan berubah menjadi perdebatan sengit.
Dari Perdebatan ke Perkelahian
Menurut keterangan AKP I Ketut Sukadi, Kepala Seksi Humas Polresta Denpasar, suasana semula hanya diwarnai adu argumen. Tetapi tak lama kemudian, suara meninggi, kursi bergeser, dan keributan pun pecah.
Salah seorang pramusaji yang melihat insiden itu langsung melapor kepada pihak berwenang. “Setelah duduk dan memesan makanan, saksi melihat terjadi perdebatan hingga keributan antara mereka,” kata Sukadi.
Para pengunjung lain tentu saja terkejut. Beberapa memilih menjauh, sementara yang lain mencoba merekam kejadian tersebut.
Polisi Turun Tangan
Tak butuh waktu lama, polisi tiba di lokasi setelah menerima laporan. Keenam turis yang terlibat dibawa ke Mapolsek Denpasar Selatan untuk dimintai keterangan.
Penyelidikan awal tidak menemukan alasan pasti mengapa mereka berselisih. Sukadi menyebut, keributan itu murni terjadi spontan di tempat, tanpa ada indikasi masalah sebelumnya di luar restoran.
Proses Damai yang Ditempuh
Setelah melalui mediasi, keenam turis itu sepakat untuk berdamai. Proses perdamaian berlangsung di hadapan staf Konsulat Jenderal China di Bali pada Rabu (6/8).
“Kedua belah pihak menyadari kesalahannya, berdamai, dan meminta maaf kepada masyarakat Bali atas kegaduhan yang terjadi,” ujar Sukadi.
Kesepakatan damai ini menutup kasus tanpa ada tuntutan hukum lebih lanjut. Pihak restoran pun bisa kembali beroperasi normal setelah insiden yang cukup mengganggu itu.
Reaksi dan Pelajaran dari Insiden
Keributan turis di Bali memang bukan hal baru, tetapi setiap kali terjadi selalu mengundang perhatian publik. Kasus ini kembali mengingatkan bahwa perilaku wisatawan di tempat umum dapat mempengaruhi citra pariwisata.
Bali yang dikenal ramah dan penuh budaya diharapkan tetap menjadi destinasi nyaman, baik bagi wisatawan maupun warga lokal. Karena itu, menjaga sikap dan menghargai aturan setempat menjadi hal yang sangat penting.
Bali Tetap Ramah, Tapi Tegas
Meski insiden seperti ini bisa mencoreng suasana, aparat dan masyarakat Bali berusaha menanganinya dengan kepala dingin. Proses damai yang difasilitasi pihak kepolisian dan konsulat menunjukkan bahwa Bali tetap mengutamakan penyelesaian secara baik-baik, tanpa mengorbankan keamanan dan ketertiban.
Harapannya, para wisatawan belajar dari kejadian ini agar tidak terulang. Sebab, di tengah upaya Bali mempertahankan citra positifnya di mata dunia, setiap perilaku buruk bisa berdampak besar pada reputasi.